Oleh : Elmi Hanjar Bait
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak-anak pada tingkat usia SD merupakan
individu dengan wujud
kepribadian yang masih utuh, segar, polos, dan bersih. Hal ini disebabkan karena mereka masih
dalam proses pertumbuhan,perkembangan dan proses pencarian jati diri.
Selain itu anak usia SD
memiliki ciri dan karakter yang berbeda-beda, dimana mereka mengalami perubahan pada fisiknya yang disebut
proses pertumbuhan, sedangkan
proses perubahan pada psikisnya disebut proses perkembangan. Pertumbuhan dan
perkembangan memiliki kaitan
yang sangat erat karena keduannya berlangsung secara berkaitan.
Setiap anak harus mencapai perkembangan sesuai dengan
tingkatannya. Dimana untuk
mencapai itu semua anak-anak harus diperhatikan dan dibimbing oleh orangtua,
guru serta orang dewasa. Sebagai calon pendidik, kita harus mengetahui
dan memahami apa saja
tugas-tugas perkembangan anak usia SD. Memahami prinsip-prinsip perkembangan
anak akan membantu pendidik untuk lebih memahami tentang perbedaan-perbedaan
yang dimiliki setiap anak. Dengan begitu, pendidik akan lebih mengetahui sejauh mana
kemampuan dan kepintaran anak
pada usia SD dalam belajar.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan laporan ini
adalah sebagai berikut :
- Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan
Pendidikan
- Mengetahui dan memehami perkembangan umum anak
usia Sekolah Dasar (SD)
- Mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan
anak usia Sekolah Dasar (SD)
- Mengetahui bagaimana proses belajar mengajar di
Sekolah Dasar (SD)
- Memahami karakteristik anak usia Sekolah Dasar
(SD)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah tahapan-tahapan perubahan yang
progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya. Bayi
yang baru lahir adalah hasil atau produk dari dua keluarga. Dari sejak saat
pembuahan dan seterusnya, kehidupan baru itu akan terus berlangsung karena
pengaruh dari banyak stimulus dan lingkungan yang berbeda-beda. Dengan demikian
terbentuklah pola sifat-sifat tingkah laku yang khas.
Dalam mempelajari perkembangan manusia diperlukan
adanya perhatian khusus mengenai proses pematangan, khususnya pematangan fungsi
kognitif, proses belajar dan pembawaan atau bakat. Ketiga hal tersebut
berkaitan erat satu sama lain dan saling berpengaruh dalam perkembangan
kehidupan manusia. Selain itu anak memerlukan bimbingan dari
orang tua, guru beserta orang dewasa agar proses tersebut tercapai dengan baik.
Setiap anak yang
menjalankan proses perkembangan tersebut pastinya memiliki tugas-tugas
perkembangan yang harus dicapainya. Tugas tersebut tidak muncul begitu saja
atau dengan sendirinya disadari oleh individu yang sedang berkembang, tetapi
tugas tersebut dirumuskan oleh orang dewasa, pendidik yang bertanggung jawab
atas setiap fase perkembangan agar individu dapat mencapai perkembangan yang
sebaik-baiknya. Setiap fase perkembangan mempunyai karakteristik tersendiri
yang dapat membedakannya dengan fase yang lainnya. Setiap fase perkembangan
akan diikuti oleh perubahan fisik maupun psikis individu yang sedang
berkembang.
B. Tugas-tugas Perkembangan Anak
Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan, anak pada usia tingkat SD memiliki tugas perkembangan
sebagai berikut:
1. Belajar
keterampilan yang di perlukan
2. Mengetahui
permainan yang biasa
3. Membangun
sikap secara keseluruhan terhadap
diri sendiri
4. Belajar
dengan teman sebaya untuk memperoleh kemajuan
5. Mempelajari
peranan sesorang menurut jenis kelamin
6. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan mental seperti membaca, menulis, dan menghitung
7. Mengembangkan
konsep-konsep yang penting dalam kehidupan sehari-hari
8. Mengembangkan
kata hati, moral, dan ukuran nilai-nilai
9. Mengembangkan
sikap kearah kelompok sosial dan institusi sosial lainnya
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah melaksanakan observasi langsung dengan sampel siswa-siswi SD
kelas IV di SD Negeri 3 Ciuyah, tugas-tugas perkembangan anak pada usia SD tersebut akan dijelaskan
secara rinci berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
1. Belajar ketrampilan yang diperlukan
Setiap anak
pasti mempunyai keterampilan tersendiri dalam
hidupnya, dimana bakat keterampilan yang dimiliki oleh seorang anak dengan anak
lainnya berbeda. Keterampilan yang di kembangkan oleh anak tersebut diperoleh
dari hasil bantuan orang-orang terdekatnya, di bekali dan di kembangkan oleh anak sejak usia dini.
Murid-murid di SD biasanya dibekali
keterampilan lewat pelajaran yang berhubungan dengan kesenian dimana didalamnya
memuat keterampilan-keterampilan yang harus di kembangkan oleh anak sekolah.
Melalui pelajaran kesenian, guru sering meminta
para siswa untuk membuat hasta karya, menggambar suatu objek yang mereka anggap bagus atau indah di
pandang. Sebelum membuatnya guru mengajarkan tentang bagaimana cara membuat hasta karya seni dan menggambar, kemudian menunjukan hasil karya seni yang sudah
jadi. Setelah itu guru menugaskan murid untuk membuat karya seni itu.
Begitulah cara yang diberikan guru di sekolah untuk mengembangkan keterampilan siswanya. Hal ini dimaksudkan
agar tugas perkembangan anak tentang keterampilan dapat tercapai. Dimana siswa
meempunyai keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya di masa yang akan datang.
Lain halnya dengan sekolah yang mempunyai fasilitas komputer,
biasanya keterampilan yang harus dikembangkan oleh siswa yaitu keterampilan
memnggunakan komputer. Hal ini di maksudkan agar siswa memiliki keterampilan
yang dapat di gunakan untuk masa yang akan datang.
Keterbatasan fasilitas yang tidak memadai dapat menjadi salah
satu penghambat dalam memngembangkan keterampilan paraa siswa. Namun seorang guru tidak
boleh menyerah dalam mengembangkan keterampilan pada anak dikarenakan hanya kekurangan fasilitas. Untuk mengatasi fasilitas yang
kurang memadai guru juga bisa memanfaatkan sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar,
menciptakan sesuatu yang menarik sehingga bisa menjadi objek pengganti dari
fasilitas yang kurang memadai.
2. Mengetahui permainan yang biasa
Anak selalu ingin bermain dan bermain. Naluri bermain anak
sangat kuat terutama di usia
tingkat SD. Anak yang selalu ingin bermain pasti sering melakukan
permainan yang di sukainya. Anak-anak yang suka bermain pasti mengetahui
permainan yang biasa dimainkan oleh anak kecil. Hal ini dapat terlihat ketika jam istirahat
telah tiba, anak-anak berbondong-bondong keluar kelas dengan senang hati dan bermain dilapangan di
depan sekolah mereka. Hal ini
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Dari
gambar tersebut
terlihat jelas bahwa anak-anak memanfaatkan fasilitas lapangan sekolah mereka
untuk dijadikan tempat bermain oleh anak-anak sewaktu istirahat. Disini terlihat anak memainkan
permainan yang sudah menjadi turun temurun atau yang biasa di mainkan.
Apabila
ada anak yang tidak bermain sesuai dengan jenis kelaminnya atau memainkan
permainan yang bukan untuk mereka seperti game online pada zaman sekarang yang
sudah banyak mempengaruhi anak-anak sebaiknya sebagai guru atau orangtua
hendaknya memberitahukan kepada mereka bahwa permainan seperti itu tidak baik
bagi mereka, hanya akan merusak diri mereka. Sebagai guru dan orangtua
hendaknya mengontrol dan memperhatikan apa saja permainan yang dimainkan oleh
anak agar tidak terpengaruh dalam pengembangan kepribadian mereka nantinya.
3. Membangun sikap secara keseluruhan
terhadap diri sendiri
Sebagai guru
pendidik selain bertugas
mendidik para siswanya,
guru juga harus membimbing anak didiknya menuju kedewasaannya. Seorang
anak tidak boleh terus dimanja, karena hal itu akan membuat anak menjadi tidak
mampu menghadapi masalah hidup yang sewaktu-waktu bisa menimpa anak tersebut.
Anak harus diajarkan dan dibiasakan agar bersikap mandiri. Terkadang banyak
orang tua yang terlalu memanjakan anak sampai-sampai anak tersebut bersikap
manja disekolahnya. Anak-anak
harus diajarkan mandiri tidak hanya di rumahnya saja tapi di sekolahpun harus
dibiasakan seperti itu. Di sekolah pendidik merupakan orang tua yang harus
mengajarkan anaknya menuju kepada hal-hal yang baik. Anak harus dibiasakan
untuk mampu melakukan sesuatu tanpa meminta bantuan orang lain selama masih di
dalam batas yang wajar.
Ketika
ada kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah, anak-anak yang sudah bisa mandiri akan
mengambil peralatan gotong royong dengan sendirinya di gudang lalu mulai membersihkan lingkungan
sekolahnya tanpa harus diperintah oleh gurunya hal ini disebabkan karena anak tersebut sudah
di ajarkan untuk membangun sikap peduli. Walaupun begitu masih ada
saja siswa yang bandel dan tidak ikut membersihkan tapi malah bermain-main. Sebagai guru, kita tidak boleh diam saja tetapi menegur murid dan menasehati
anak tersebut untuk ikut membantu teman-temannya membersihkan lingkungan
sekolah. Setelah kegiatan gotong royong selesai, anak-anak akan menyimpan kembali peralatan
kebersihannya di gudang.
4. Belajar dengan teman sebaya untuk
memeperoleh kemajuan
Selain bisa
bermain dengan teman sekelas, anak-anak juga bisa belajar kelompok dengan teman
sekelasnya. Bahkan anak-anak akan lebih cepat akrab dengan teman sebayanya. Hal ini disebabkan karena mereka bertemu setiap
hari, mereka juga melakukan hal-hal yang baru secara bersamaan sehingga membuat
mereka lebih cepat akrab. Hal tersebut dapat
dilihat ketika waktu istirahat, ada sekelompok anak sebaya berbondong-bondong
membeli binatang laut sejenis siput laut. Mereka mengamati dan memperhatikan
binatang itu bersama-sama dengan teman-teman yang lain. Mereka mengamati semua
hal yang berkaitan
dengan hewan tersebut. Bahkan mereka meneliti
bersama-sama tentang bagaimana hewan itu hidup, apa makanan hewan itu, dimana
hewan tersebut tinggal sehingga apa
yang mereka amati dapat menambah wawasan pengetahuan mereka. Disini peran gurupun tidak
tinggal diam, guru ikut membantu meneliti dan mengajari mereka tentang hal-hal
yang belum mereka ketahui. Guru ikut membantu anak-anak agar memperoleh suatu
kemajuan. Penelitian hewan
tersebut menambah pengetahuan bagi mereka sehingga mereka mengalami kemajuan dalam
belajar.
5. Mempelajari peranan seseorang
menurut jenis kelamin
Ketika anak
berusia tingkat SD, anak sudah harus diajarkan tentang peran mereka
masing-masing sejak dini. Begitupun
dalam mempelajari dan memahami peranan orang lain harus disesuaikan dengan jenis kelamin si anak itu sendiri. Anak-anak sudah bisa membedakan
perannya dengan lawan jenisnya.
Hal ini
terlihat pada gambar, dimana anak laki-laki berperan sesuai jenis kelaminnya.
Dari gambar di atas menjelaskan tentang siswa laki-laki yang sedang mengangkat
kursi untuk dibawa keluar yang tidak mungkin diangkat oleh siswa perempuan.
Guru juga
harus mengajarkan anak laki-laki untuk berperan sebagai pemimpin seperti
menjadi ketua kelas, dimana laki-laki yang nantinya akan memimpin keluarganya,
melindungi ibunya ketika sudah besar nanti. Sedangkan pada perempuan, guru
mengajarkan untuk piket membersihkan kelasnya pulang sekolah, agar nantinya
bisa membantu orangtuanya dirumah dan menjadi perempuan yang terampil.
6. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan mental seperti membaca, menulis, menghitung
Pada saat
anak memasuki SD, anak tersebut diajarkan bagaimana cara menulis, membaca dan
menghitung. Anak tersebut dilatih terus menerus hingga mereka memiliki
keterampilan mahir seperti membaca, menulis dan menghitung. Pada anak SD
yang sudah memasuki kelas tinggi harus sudah mempunyai keterampilan membaca,
menulis, dan menghitung dengan lancar. Mereka diharuskan sudah bisa membaca
dengan lancar dengan memperhatikan tanda baca dan intonasi yang jelas. Selain
itu mereka juga harus sudah bisa mengarang atau membuat cerita pendek. Dan
mereka juga harus bisa menghitung dan menerapkan ilmu hitung itu dalam
kehidupan sehari-hari.
Gambar disamping merupakan salah satu contoh anak
yang sudah bisa berhitung, anak tersebut diminta oleh gurunya untuk mencari
jawaban dari soal yang diberikan oleh gurunya dan anak tersebut bisa
menyelesaikannya.
Namun tidak semua anak bisa menguasai semua hal tersebut. Ada
saja siswa yang belum bisa menguasai dan belum mengerti itu semua.
Oleh karena itu, guru sebagai seorang pendidik harus membantu
siswanya agar mampu menguasai keterampilan-keterampilan tersebut. Dalam rangka mengembangkan keterampilan
seperti itu, langkah seorang guru harus memperhatikan semua muridnya,
melakukan pendekatan kepada muridnya dan menanyakan batasan-batasan dari anak
tersebut agar nantinya anak tersebut menjadi lebih mengerti dan memiliki
keterampilan tersebut.
7. Mengembangkan konsep-konsep yang
penting dalam kehidupan sehari-hari
Dalam menjalani kehidupan, ada konsep-konsep penting yang
harus diperhatikan oleh setiap individu. Konsep tersebut harus ditanamkan
dalam masing-masing hidup individu agar nantinya menjadi sebuah kebiasaan yang
membawa kebaikan. Salah satu konsepnya yaitu sikap disiplin. Sikap
disiplin harus ditanamkan dan dikembangkan oleh individu sejak usia dini, hal ini dimaksudkan agar anak
terbiasa disiplin dalam menjalani kehidupannya setiap hari. Sikap disiplin
adalah suatu sikap dimana seseorang melakukan suatu hal tepat pada waktunya,
sesuai pada tempatnya, dilakukan
dan juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sikap disiplin harus diterapkan baik di rumah maupun di sekolah. Dirumah anak akan di
bimbing oleh orang tua, sedangkan di sekolah anak dibimbiung oleh gurunya.
Siswa harus disiplin dalam melaksanakan setiap kegiatannya. Misalnya si anak dibiasakan untuk bangun pagi agar tidak
terlambat datang kesekolah, mentaati dan melaksanakan aturan-aturan yang
berlaku disekolahnya.
Jika ada siswa yang tidak disiplin sebagai guru hendaknya menasehati siswa
tersebut dengan baik, menanyakan alasan mengapa siswa itu tidak mau
disiplin. Jika sudah diperingati berkali-kali tapi tidak ada kemajuan atau
kesadaran pada anak itu
sebaiknya anak tersebut diberi hukuman dan menghukumnya sesuai dengan
kesalahannya tapi tidak melebihi batas dan masih dalam taraf yang sewajarnya.
Hal itu dilakukan agar siswa tersebut menyadari kesalahannya dan tidak akan
mengulangi kesalahan
tersebut serta merubah sikapnya agar berubah menjadi disiplin terhadap aturan
yang telah ditentukan.
8. Mengembangkan kata hati, moral, dan
ukuran nilai-nilai
Anak pada
usia dini sebaiknya diajarkan dan ditanamkan nilai-nilai moral yang baik.
Karena ketika mereka sudah diajarkan dari kecil akan terbiasa nantinya hingga
mereka dewasa. Selain itu pada saat usia dini anak-anak sangat bagus diajarkan
untuk kebaikan, mereka akan mudah terpengaruh bila dipengaruhi oleh hal-hal
apapun,baik itu yang bersifat bagus ataupun buruk. Oleh karena itu hati anak
yang belum mengetahui apa-apa
sebaiknya diajarkan dengan kebaikan dan dikembangkan dalam kehidupan mereka yang berisikan
moral yang baik, nilai-nilai norma agama dan masyarakat.
Anak harus diajarkan sifat-sifat yang baik dan benar mulai
dari lingkungan keluarga kemudian dilanjutkan dilingkungan sekolah.
Dilingkungan keluarga, anak dididik oleh orang tua, saudara dan masyarakat.
Dilingkungan sekolah anak dididik oleh guru. Selain sebagai pengajar dan
pendidik, guru juga berperan sebagai orang tua kedua setelah orang tua dirumah.
Anak harus diajarkan nilai-nilai yang baik seperti : harus selalu jujur tidak
boleh bohong, harus saling tolong menolong dan membantu orang lain, bersikap
baik pada orang lain, bersikap sopan terhadap yang lebih tua, menghargai orang
lain, menjenguk teman
yang sedang sakit, dan
lain sebagainya. Jika anak sudah mampu mengembangkan hal-hal seperti itu, maka
berarti dia telah mampu mengembangkan kebaikan moralnya.
9. Mengembangkan sikap ke arah kelompok
sosial dan institusi sosial lainnya.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia memerlukan bantuan orang lain
dalam hidupnya dan selalu
bergantung pada orang lain. Oleh karena itu anak harus dididik semenjak usia dini agar
selalu berinteraksi dengan orang lain. Hal itu dilakukan agar anak mampu hidup bermasyarakat dengan orang lain.
Dilingkungan sekolah anak di didik oleh gurunya. Langkah guru dalam mengajarkannya melalui
kerja kelompok atau diskusi. Hal
tersebut akan membiasakan siswanya untuk selalu berinteraksi dengan teman-temannya. Selain
mengajarkan interaksi, kegiatan itu juga mengajarkan tentang kerjasama antar
teman.
BAB IV
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan anak berkaitan dengan
usaha-usaha yang dilakukan pada fase-fase tertentu dalam perkembangan anak.
Didalam tugas perkembangan ini, orang tua, pendidik, lingkungan, dan diri anak
sendiri mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka menyelesaikan tugas
perkembangan tersebut. Tetapi yang sangat penting adalah peranan pendidik
berkaitan dengan usaha-usaha yang dilakukannya dalam tugas pendidikan.
B.
Saran
Tugas-tugas perkembangan dapat menjadi acuan untuk
mengetahui apakah seorang anak sudah menguasai atau menyelesaikan tugas
perkembangannya atau belum. Oleh karena itu, pendidik harus membantunya agar bisa dikuasai anak. Pada hakikatnya tugas perkembangan anak menjadi tanggung
jawab para pendidik dan orang tua.