Oleh : Elmi Hanjar Bait
Catatan kecil didedikasikan
untuk LS, Selamat membaca...
Alkisah, ketika cinta tak lagi menjadi sebuah
syair indah tuk dituliskan spidol. Apa yang harus dilakukan spidol? Hanya diam
dan pasrah akan keadaan walau spidol mulai kehabisan tinta untuk terus menulis.
Seakan tak ada lagi semangat saat spidol mulai menyadari bahwa papan tulis akan
tetap menjadi sang papan.
Mungkin spidol mampu menulisi papan tulis lebih
banyak lagi, lebih lama lagi. Tapi satu kenyataan yang pahit sampai hari ini,
Papan tulis tak pernah bisa membuat setoreh tulisan untuk spidol. Tahukah
kalian tentang arti hal itu?? HA HA HA ! Ya L,
Penantian yang tak pernah terbalas.
Itu hanyalah hal bodoh yang tak pernah spidol
mengerti...
Spidol hanya berharap Papan Tulis rasakan
itu... Papan tulis hanya bisa ditulisi sang spidol, hanya mampu menerima
coretan-coretan usam sang spidol, tapi sekali lagi Papan Tulis hanyalah sang
papan. Cukup terkuras habis tinta sang Spidol, mulai tumpul sang Spidol oleh
kebodohan-kebodohan itu... Seakan khayal tak pernah usai menanti sang papan
bisa menulis walau hanya setoreh. Spidol bukanlah tembok atau tak seperti lantai,
yang bisa selalu bersama-sama, dekat dengan Papan Tulis. Spidol tak mungkin
menjadi tembok atau lantai, Spidol hanya ingin menjadi spidol apa adanya yang
selalu menulis... Yang Spidol ingin Papan Tulis cepat pergi ketempat Lowak
untuk menukarkan diri dengan sebuah tinta atau sebuah tempat spidol atau hal
lainnya yang mungkin bisa menyatukan Spidol dengan Papan Tulis...
Sungguh akan menjadi penantian teramat
panjang...