Malem
Sahabat Pena, langsung aja kali ini saya mau berbagi cerpen saya,
meskipun cerpen jadul moga aja sobat-sobat berminat membacanya...
selamat membaca....................
AKU YANG MENGINGINKAN
DIA KEMBALI
Oleh
: Elmi Hanjar Bait
“Kapan lagi Dia kan hadir?” Tanya ku kepada hati ini. Sudah beberapa hari
terakhir ini ku selalu bertingkah seperti orang defresi. Ketika emosional hati
yang tak terkontrol, ku segera mencari sebuah ketenangan, Ketenangan dengan
cara apapun yang bisa ku lakukan hingga akhirnya sebatang rokok sering menjadi
teman kesendirianku dalam pencarian sebuah ketenangan. Ku terus merenungi semua
yang telah terjadi dan entah sampai kapan akhirnya. Ku tak peduli dengan apa
yang kulakukan, ku hanya menginginkan sebuah ketenangan. a Peace.
Orang-orang disekitarku telah mulai menganggap ku stress atau tak waras.
Di sana-sini selalu santer dari berbagai mulut membicarakan diriku ini. Diriku
yang dahulu bergelimang senyuman. Diriku yang dahulu penuh kelucuan. Tetapi
Diriku kini rapuh. Rapuh bukan karena Ekonomi sulit atau apa. Tetapi ku rapuh
oleh karena perasaannya akan masa lalu itu. Ya, masa lalu.
Apakah gerangan yang terjadi pada Diriku dengan masa laluku sehingga
kelakuanku saat ini seperti orang yang tak waras saja jika kuharus mengingat
masa lalu yang sekarang telah hilang. Masa lalu bersamanya.
“Kembalilah…. Kembalilah….!” Teriakku.
Orang-orang yang melihatku membiarkan saja. Toh, nanti pun Dia ambil rokok,
di Isep udah diem sendiri. “mungkin” itu
yang ada dibenak mereka.
“Kalian boleh menertawakan aku sekarang. Kelak kalian akan mengalami hal
seperti aku ini. Kalian belum pernah merasakan sebuah arti Pencarian Cinta
Sejati. Kelak kalian merasakannya, baru kalian akan mengerti…” gumamku kepada
orang-orang disekitarku.
Benar saja ketika ku mulai tak karuan, aku ambil sebatang rokok, ku Isap,
ku rasakan gemelut asap rokok itu, menghitamkan pandanganku sejenak membuat ku
melupakan semuanya. Mungkin, ini cara terakhirku mencari ketenangan.
*_*
Diriku kembali mematung duduk di ruang tengah bascamp ku. Meski ditemani
teman-temanku tetapi tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulut mereka.
Meski sekedar dehem. Kosong dan hening begitu saja. Mungkin teman-temanku sudah
malas berbicara denganku. Tetapi kemudian keheningan pecah oleh suara yang
memang kebiasaan teman-temannku ketika kita berkumpul.
“Bagaimana kalian menilai masa lalu?” begitu saja Tanya hatiku singkat
kepada mereka dengan suara kecil.
Tegang. Tapi tak ada yang menjawab pertanyaan itu, munkin mereka tak
mendengar pertanyaanku.
“Masa lalu adalah kenangan. Dan kenangan itu ada pahit dan manis. Kau
akan merasakan pahit manisnya masa lalu jika kau sudah dilemma seperti ku ini…”
ku menjawabnya sendiri.
Lalu, “Bagaimana kalian memaknai Cinta?” Diriku bertanya lagi memecah
keheningan.
Tapi, seperti pertanyaan pertama tak ada yang menjawab Tanya itu.
“Cinta itu keras. Coba kau lihat berita bunuh diri-bunuh diri ditelevisi,
tak terkadang kasus itu terjadi karena Sebuah Cinta yang Rusak. Aku pun tak
ingin seperti kasus yang terbutakan Cinta. Aku ingin menghapus masa laluku….”
Dan, “Bagaimana kalian menilai diri?” tanyaku lagi.
Seperti pertanyaan pertama dan kedua, semua seperti diam saja.
“Diri kita ini unik, sangat unik. Kalau hati tidak bisa menuntunnya maka
akan hancurlah dirimu. Lihatlah diriku ini, karena dahulu pasrah memberikan
rasa sayang yang amat besar sehingga akhirnya tumbuh sebuah Cinta yang amat
Berat.…”
Teman-temanku kini mulai mengerti tentang kelakuan ku akhir-akhir ini.
Bahwa semua adalah persoalan masa lalu yang kelam tentang cinta.
Malam itu hamper sekitar jam sebelasan. Lamunan-lamunan meledak,
kericuhan didalam hatiku seakan ingin meledak. Tak ada yang bisa mengendalikan semua
ini, semua kerusakan hati yang kurasa.
“Rokok, rokok, rokok, mana?” teriakku
“kamu salah, untuk mengubur masa lalu bukan dengan rokok. Tetapi,
tenangkanlah jiwa dan diri kamu dengan banyak berdo’a kepada Tuhan. Dia
senantiasa akan memberikan ketenangan walau hambanya sedang gelisah dalam
peperangan…” ujar siul angin seakan berbicara.
Diriku tersenyum. ku mendengar apa yang baru diucapkan angin itu.
“Kau betul. Aku pun tengah berusaha menenangi jiwaku dengan sesuatu yang
kau sebut do’a itu.”
Sebab malam telah mulai larut, semua suasana ricuh perlahan hilang. Namun
Diriku masih ingin menikmati malam yang hening dibalut misteri.
\
*_*
Dipagi hari
dengan sirintik hujan membangunkan aku, yang tertidur disofa rumah. Rupanya
diriku belum juga dapat melupakan masa laluku tentang Cinta. Apakah mungkin
Cinta itu tidak akan pernah datng kembali padaku.
Sampai kuterdiam………… Halusinasi masa depan datang.
“Tiba-tiba rumahku ramai sekali dengan orang-orang?
Tak lama kemudian berkumandanglah kabar duka di seantero kota ini bahwa
Diriku yang selalu menginginkan Cinta pergi untuk selamanya. Ku pergi
diantarkan oleh Cintanya itu. Inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun…
Woiii…
shubuh-shubuh nglamun be… temanku mengaggetiku.
“astagfirullah al’adzim, mengapa bisa ku memikirkan itu, apakah Cinta
itu, Cinta sejatiku benar akan datang kembali ketika ku Menghebuskan nafas
terakhirku?” pertanyaan yang sampai sekarang masih kusimpan.
“ KR-EHB IS TRUE LOVE, AND ALWAYS
TOGETHER FOREVER!”
***
BC
suatu pagi.
Juli
2011