PENDIDIKAN KARAKTER KEJUJURAN
1. Pengertian
Karakter
Jujur
Kata “character” dalam Bahasa Inggris
berarti “sifat” mempunyai banyak arti, antara lain perangai, watak, tabiat, dan
akhlak.
Sedangkan pengertian “jujur” dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti lurus hati, tidak curang, tidak bohong,
tidak khianat.
Pendidikan karakter memiliki tujuan yaitu untuk membentuk pribadi kita
agar menjadi manusia yang berguna. Pendidikan karakter dimasukkan dalam
kurikulum baru agar siswa yang memiliki potensi dapat mengembangkan potensinya
dan memiliki akhlak yang mulia. Salah satu nilai karakter yang dianggap kurang
saat ini adalah kejujuran. Berkaca dari para pejabat Negara, banyak diantara
mereka terjerumus dalam hal-hal ketidakjujuran seperti korupsi.
Jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau
tidak mengakui suatu hal sesuai dengan apa adanya, maka orang tersebut dapat
dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik dan
sebagainya. Jadi jujur adalah suatu karakter yang berarti berani menyatakan
keyakinan pribadi, menunjukkan siapa dirinya. Sesuai kitab suci al Qur’an
pengertian “jujur” terkandung dalam surat 5 ayat 8:
Hai
orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebenaranmu terhadap suatu kaun, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, Dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Berdasarkan definisi di atas maka pengertian jujur/kejujuran akan
tercermin dalam prilaku yang diikuti dengan hati yang lurus (ikhlas), berbicara
sesuai dengan kenyataan, berbuat sesuai bukti dan kebenaran. Dengan demikian
kejujuran merupakan salah satu unsur kekuatan spiritual, akhlak mulia, serta
kepribadian.
Jujur adalah sebuah
prilaku manusia yang mempunyai definisi transparan, tidak ada yang ditutupi sebagai penghilang
sebuah tingkah laku atau alasan kita kepada orang lain.
Mengajar anak jujur
harus kita terapkan sejak dini, sehingga kelak ketika sang anak telah dewasa ia
akan tetap ingat dengan apa yang telah kita ajarkan. Jadi apabila anak anda
masih kecil banyak-banyaklah memberi mereka arahan dan perbuatan yang baik terutama pada
karakter jujur.
Kebanyakan anak kecil
itu tidak mau jujur akan kesalahan yang dilakukannya, karena mereka takut untuk mengakuinya. Mereka
takut kalau orang tua mereka marah karena mereka melakukan suatu kesalahan.
Ketika anaknya melakukan kesalahan, kebanyakan orang tua atau guru di
sekolah akan langsung memarahi
atau menghukum anak. Inilah yang salah, dari prilaku para orang tua, seharusnya kita
memakluminya dan menasehatinya ataupun memberi tahu kalau hal tersebut tidaklah
boleh dilakukan. Sehingga sang anak kedepannya anak tidak melakukan kesalahan
yang sama dan anak juga tidak takut untuk mengatakan sebuah hal kejujur walau dia bersalah.
Baik tidaknya seseorang
anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan guru mereka, Jadi ketika mendidik anak kita harus menjadi pribadi yang baik.
Pribadi yang baik termasuk pribadi yang jujur. Seorang yang jujur akan lebih
dihargai orang lain. Dimanapun dan kapanpun kalau orang itu jujur pasti akan
sukses dan dihormati orang. Jadi tanamkanlah kejujuran pada anak sejak dini.
2. Tingkatan
Kejujuran
Ada
3 tingkata kejujuran, antara lain :
a. Kejujuran
dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan kenyataan.
b. Kejujuran
dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
c. Kejujuran
dalam niat, yaitu kejujuran tertinggi dimana ucapan dan perbuatan semuanya
hanya untuk Allah.
3. Melatih Diri Bersikap Jujur
Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk melatih diri bersikap jujur, antara lain:
a. Berpikir
jujur
Jangan pernah berpikir
tentang hal-hal yang berbau ketidakjujuran.
b. Sadari
akibat ketidakjujuran
Kita harus sadar akibat
buruk yang mungkin akan muncul jika kita tidak jujur. Kesadaran itulah yang
membuat seseorang berpikir dua kali untuk melakukan ketidakjujuran.
c. Mengakui
kebohongan
Mengakui semua
kebohongan yang pernah kita lakukan di masa lalu mungkin memang bukanlah hal
yang mudah untuk dilakukan. Tetapi, jika tekad untuk merubah kebiasaan
berbohong sudah sangat kuat, cobalah untuk mengakui kebohongan ataupun hal-hal
yang kita sembunyikan selama ini.
d. Berlatih
teknik jujur
Teknik di sini adalah
cara bagaimana kita mengatakan hal yang jujur itu dengan kata-kata yang
diperhalus, serta tidak menyebutkan hal-hal yang sifatnya pribadi kepada orang
lain.
4.
Membangun
Karakter Dengan Kejujuran
Kata
kunci etika dan moralitas adalah kejujuran. Jujur untuk mengungkapkan apa
adanya tanpa harus menutupinya oleh alasan apapun, termasuk alasan dan
ketakutan akan rasa malu karena harus menanggung resiko dari kejujuran. Satu
diantara sekian resiko kejujuran adalah menerima kenyataan “pahit” yang harus
ditanggung oleh para pelaku kejujuran. Tidak berarti bahwa setiap kejujuran itu
harus dibayar dengan harga “pahit”, banyak orang kemudian dimuliakan dan
mendapatkan tempat terhormat karena kejujurannya.
Seorang
ahli hikmah mengatakan: “perkataan orang berakal bermula dari hatinya, sedang
perkataan orang yang jahil berawal dari lisannya dan berbicara sesuka hatinya”.
Artinya, orang cerdas tentulah akan berfikir terdahulu dalam berbicara, dan
sesuai dengan kata hatinya karena fitrah dari hati manusia adalah kebajikan,
sebaliknya orang yang bodoh itu tidak berfikir dalam berbicara sehingga
perkataan yang keluar dari mulutnya hanya omong kosong belaka. Simpulannya
adalah hanya orang bodoh yang berkata dusta, sedangkan orang yang menyadari kecerdasannya
tentu adalah orang-orang yang jujur.
Kejujuran
sering diibaratkan sebagai mata uang yang akan berlaku dimanapun tempat, yang
tidak terbatasi oleh ruang, wilayah, Negara bahkan oleh waktu, karena bernilai
dan memang dibutuhkan. Kejujuran sama halnya kebenaran acap kali sering
terdesak oleh kuatnya ambisi kekuasaan dan pengaruh duniawi, namun dapat
diyakini bahwa kejujuran dan kebenaran itu tidak akan pernah dapat
dimusnahkan/termusnahkan. Bahkan orang yang berbuat salah dan dosa sekalipun
akan dianggap benar, karena kejujurannya mau mengakui semua kesalahan yang
diperbuat.
5.
Menanamkan
Nilai-Nilai Kejujuran Pada Anak Didik
Ada 4 hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang
guru dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada anak didik, antara lain
yaitu:
a.
Isi
yang diajarkan kepada anak didik hendaknya dikaitkan dengan kenyataan dan
praktek yang ada dilingkungan luar. Kesadaran akan kesenjangan antara yang
diajarkan dengan praktek, hal ini dapat menumbuhkan sikap kejujuran realistik
yang mendorong upaya-upaya menemukan solusi.
b.
Adanya
atmosfir lingkungan yang jujur, mulai dari keluarga, sekolah, teman sebaya,
sampai perguruan tinggi. Kurikulum dan isi pengajaran secanggih apapun akan
kuarang berdaya guna apabila atmorfer tersebut tidak bias diiklimkan atau
diciptakan.Sangat ironis bila pendidik memberikan teladan ketidakjujuran dalam
pelaksanaan tugasnya.
c.
Pengenalan
diri, tugas, fungsi dan perannya serta kemampuan bertindak sesuai tugas,
fangsi, dan martabatnya perlu menjadi atmosfer dunia pendidikan.
d.
Pentingnya
pembentukan kemauan dan kehendak yang kuat dalam proses pendidikan untuk
membiasakan siswa dengan soft skill yang diperlukan dalam kehidupan.