Book
Report Character
Building
Karya
Erie Sudewo
Oleh: Indri Aprilia
I.
PENDAHULUAN
Kemelut
Indonesia yang makin carut marut ini diyakini karena ketiadaan karkter. Namun
ketika ditanya apa itu karakter, kita tergagap.
Karakter sesuatu yang harus diketahui tapi sebagian besar kita tidak mau
tahu.
Sesungguhnya
saat merebut kemerdekaan, bangsa ini memiliki banyak episode karakter. Perilaku
kita justru tidak berkarakter. Seolah karakter cukup dimasa silam. Ia hanya
layak menjadi pajangan dan kenangan. Yang ingin baik di negeri ini jadi asing
dan jadi serba salah sendiri. tapi benar diantara yang sesat, ternyata jadi
momok menakutkan.
Oleh
karena itu, sesungguhnya kualitas manusia ditentukan oleh 2K, yakni kompetensi
dan karakter. Karakter memeng penting. Tidak kalah pentingnya dengan Matematika
dan bahasa Inggris yang dipelajari anak-anak. Dengan karakter apapun kompetensi
yang dibangun diatas fondasi itu akan berdiri tegak dan benar. Dengan karakter,
orang berilmu akan bertebar ilmunya. Dengan karakter orang kaya tidak akan
menikmati kekeayaannya hanya untuk diri dan keluarganya saja. Dengan karakterpejabat
negasa akan menyejahterakan rakyat. Dengan karakter pengusaha pasti tidak akan
serakah.
- Identitas Buku
Character Bulding/Erie
Sudewo
Jakarta: Republika
Penerbit, 2011
Xvi+289 halaman 13,5 x
20.5 cm
Diterbitkan oleh :
Republika Penerbit
Jl. Raya Margasatwa No.
12
Ragunan, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan
Telp. (021) 7819127
Fax. (021) 7817702
Anggota IKAPI DKI
Jakarta
Penulis : Erie Sudewo
Editor in Chief : Teuku Chairul Wisal
Editor : Iqbal Setyarso & M. Iqbal
antosa
Desain cover : Ianang
Ilustrator : Suherman
Lay-out : Alfian
Percetakan : PT. Gramedia, Jakarta
Cetakan I, Juli 2011
-
Alasan pemilihan buku
Buku
Character Building ini menurut saya sangat bagus untuk dijadikan pedoman bagi
penduduk Indonesia, karena disini dijelaskan mengenai karakter dengan terpapar
jelas yang berfungsi untuk membangun karakter yang lebih baik dan melahirkan
manusia-manusia yang berkualitas dari yang sebelumnya. Apalagi di Indonesia
sekarang ini sedang krisis figure, jadi salah satu bentuk perbaikn diri kita adalah
dengan membaca buku ini dan diaplikasikan di kehidupan nyata agar tercipta
manusia-manusia yang berkarakter dan membawa perubahan dimasa depan.
Dengan
ini saya termotivasi membaca buku ini dan dijadikan book report untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Karakter. Semoga book report yang saya
tulis bisa memberika motivasi atau dorongan pada si pembaca untuk merubah
karakternya menjadi lebih baik.
I. ISI
BUKU
Bagian I
Unsur Pembentuk Kualitas Diri
Apa
itu Komptensi?
Kompetensi yang berasal
dari kata competence (kecakapan),
merupakan kemampuan dalam mengemban tugas, menyelesaikan pekerjaan, atau
menangani persoalan. Bicara kemampuan artinya bicara ‘peningkatan diri’ yang
dalam hal peningkatan kemampuan, tiap orang akhirnya berbeda-beda.
Perbedaan
tersebut sesui fitrah hokum alam. Sebab kompetensi terdiri atas dua hal, yakni
kapasitas dan kapabilitas. Secara ringkas kapasitas dapat dijelaskan merupakan
daya tamping.
Apa
itu Karakret?
Karakter
berarti tingkah laku yaitu attitude.
Attitude
buruk kita katakana ‘tabiat’. Karakter meupakan kumpulan dari tingkah laku baik
dari seorang anak manusia. Ingkah laku ini merupakan perwujudan dari kesadaran
menjalankan peran, fungsi dan tugasnya mengembankan amanah dan tanggung jawab.
Bagian
II
Hakekat Kompetensi
Kapasitas
adalah daya tampung. Ia sebuah anugerah yang diberi otak genius dan pander,
dengan kekuatan ini mereka bisa mengontrol pemimpin, engan kekuatan itu pula
meraka bisa berdayakan kelas bawah dengan lebih mudah. Inilah cirri struktur
masyarakat yang sehat, kelas menengahnya lebih banyak dan lebih kuat.
Sebagai
daya tampung, kapasitas bisa diingatkan. Motivasi tergantung. Bisa tahta, bisa
harta atau juga wanita. Banyak orang meningkatkan diri Karena kedudukan.
Bahan
adalah kapasitas. Kemampuan memanfaatkan kapasitas, itulah kaoabilitas.
Tanpa empat syarat
tersebut kapasitas tidak akan mencapai keunggulan, diantaranya : komitmen,
konsistensi, kreatifitas dan pengalaman.
Bagian
III
Hakekat Karakter
Perilaku
baik, sadar, hingga paham akan amanah dan tanggung jawab, inilah rangkaian yang
menjadi kata kunci. Jika orang Indonesia berjuang untuk Indonesia, itulah
karakter. Bila membangun Indonesia agar memiliki harga diri, itulah visi.
Kecerdasan
dan perilaku merupakan dua hal yang berbeda. Masing-masing mempunyai arti dan
makna. Kecerdasan dan perilaku memiliki hubungan yang unik. Yang cerdas dan
brbudi baik, itu yang kita harapkan. Ditirunlannya nabi dan rasul, penuh dengan
kisah keteladanan, merekalah orang pilihan yang sempurna.
Bagian IV
Karakter Dasar
Semua
sekolah didunia, fokus pada peningkatan kompetensi, pendidikan karakter tidak
dijumpai, dan sia-sia bila dicari dalam pendidikan kompetensi. Sekolah yang
mengkhususkan pendidikan karakter adalah sekolah agama. Pesantren dan sekolah
agama di Indonesia tidak terhitung jumlahnya. Dan inilah yang menjadi persoalan
pentingkita hari ini.
Tidak
Egois, sifat baik pertama dalam karakter dasar. Tidak egois mngantar hati
seseorang jadi bersih, dengan hati yang bersih, hidup orang tidak egois
cenderung lebih tentram, tenang dan nyaman.
Jujur,
sifat baik kedua dalam karakter dasar. Jujur adalah kata kunci, siapa yang
memiliki kejujuran pintu kebaikan telah dibuka. Orang yang bisa jujur pasti
bisa diberi keprcayaan melegakan
Disiplin,
sikap baik ketiga dalam karakter dasar.budaya antri tidak dikenal, bahkan saat
membeli tiket pesawat sekalipun, jikapun antri itu karena terpaksa. Bukan
karena harus demikian, bukan karena ada hak orang lain yang sudah lebih menunggu,
atau bukan karena kita ingin lebih tertib dan teratur.
Bagian V
Karakter Unggul
Untuk
menjadi manusia baik, karakter dasar yang terdiri atas tidak egois, jujur dan
disiplin harus dididik jadi perilaku. Siapa yang belum punya karakter dasar,
Sabar,
sifat baik kedua daam karakter unggul. Sebagai sifat baik, sabar mengandung
nilai baik sepertiikhlas. Orang ikhlas sudah pasti sabar.orang sabar bisa meredam
emosi. Orang sabar manfaatnya tidak untuk diri sendiri. orang lainpun bisa
terpengaruh.
Bersyukur,
sifat baik ketiga dalam karakter unggul. dalam hal mensyukuri yang ada. Ada dua
hal yang harus dilakukan. Pertama, lakukan segala hal dengan landasan sifat
baik dan perilaku baik. Kedua, dalam hal materi, lihatlah orang yang dibawah.
Tanggung
jawab, sifat baik keempat dalam karakter unggul. tanggung jawab adalah satu
sifat baik, yang sayangnya uga mulai langka belakangan ini. Sedang orang yang
bertanggung jawab, manfaatnya merambah kemana-mana.
Berkorban,
sifat baik kelima dalam karakter unggul. Berkorban itu seharusnya memberikan
sesuatu yang berarti, yang bernilai besar, yang bermanfaat, yang memang terasa
dan nyata-nyata hasilnya.
Perbaiki
dirimu, sifat baik keenam dalam karakter unggul. perbaiki diri adalah berbenah.
Tiap orang pasti punya masalah. Namun berapa banyak yang mau mengambil
hikmahnya. Sungguh-sungguh sifat baik ketujuh dalam karakter unggul. teman
disiplin adalah kesungguhan. Untuk melahirkan tendangan geledek nan jitu.
Kesungguhan hanya bisa dijalankan bila kita mmpunyai komitmen dan konsistenkan.
Bagian VI
Kepemimpinan
formalitas, sesuai maknanya, formalias pasti terbatas.tidak semua formalitas
diberlakukan disetiap keadaan dan disemua tempat. Peran dari profesi apapun
terbatas. Hanya bisa berfungsi di tempat dia berfungsi.
Kememimpinan
esensial, pemimpin esensial tidak terjebak pada jabatan, dia tetap perankan
kememimpinannya. Leluasa bergerak tanpa harus ikuti apa yang harus dilakukan
karena tuntutan jabatan. Setiap orang adalah pemimpin. Maka mereka akan dianya
tentang aa yanag dipimpinnya.
Adil
nilai pertama dalam karakter pemimpin. Untuk menjadi pemimpin yang memiliki
sifat kepemimpinan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat pertama
harus mempunyai karakter dasar, syarat kedua, harus punya karakter unggul, syarat
ketiga, harus mendidik pula karakter pemimpin. Ketiga karakter tersebut haru
dilaih dan dididik untuk dipraktekkan.
Arif
bijaksana, nilai kedua dalam karakter pemimpin. Arif itu cerdik pandai. Orang
arif maknanya berilmu. Tetapi orang berilmu belum tentu paham.arti bijaksana
adalah selalu gunakan akal.
Arif
bijaksanapun merupakan sudut pandang. Pemimpin harus melihat pasukan bagai mata
burung. Semua sisi harus dipertimbangkan karena keragaman anak buah.
Kearifan
pemimpin, salah satu sifat kepemimpinan adalah kemampuan mengenali persoalan.
Pemimpin adalah orang yang harus dituntut serba lebih. Pemimpin pus mesti bisa
menempatkan diri pada posisi yang tepat.
Ksatria,
nilai ketiga dalam karakter pemimpin. Ksatria adalah suatu sikap yang lebih
dari sekedar tanggung jawab. Satu sikap ksatria tercermin dari keberanian untuk
mundur.
Pemimpin
yang jadi negarawan, harus sama-sama siap menderita bersama dengan yang
dipimpin. Itulah ksatria.
Tawadhu,
nilai keempat dalam karakter pemimpin. Dalam bersikap, satu perilaku terpuji
juga harus dimiliki pemimpin adalah tawadhu. Sebab siapa yang rendah hatinya,
otomatis ai terlatih mengontrol diri.
Sederhana,
nilai kelima dalam criteria pmimpin.cerita pejabathidup sederhana tampaknya
tinggl penggalan kisah. Dengan rendah hati untuk sederhana, kehidupan bangsa
jadi sehat.
Komunikatif,
nilai kedelapan dalam karakter pemimpin. Salah satu kemampuan pemimpin
ditentukan oleh komunikasinya. Ada dua segi terkait komunikasi. Pertama, isi.
Dan kedua cara. Kudeuanya amat penting.
Inspiratif,
nilai kesembilan dalam karakter pemimpin. Pemimpin sejati titentukan oleh
karakter bukan oleh jabatan. Dimanapun pesona adalah sumber inspirasi. Pemimpin
berkarakter yang inspiratif, itulah pemimpin sesungguhnya.
Bagian VII
Pendidikan Karakter
Sejarah
Gagal Didik Karakter
Di
belahan manapunsejarah tidak pernahterbabak apik seperti tergurat dalam
helaidemi helai scenario film sandiwara. Sejarah menarik untuk ditelusuri lika
liku jejaknya. Namun yang lebih penting adalah menguak makna dibaliknya.
Siapa
pantas mendidik karakter? Sebelum karakter bangsa terdidik, didik dulu diri
sendiri. begitulah, orang pintar atau orang kaya bukan jaminan bwerkarakter.
Karakter punah atau tidak berdaya karena salah satunya adalah siat tamak. Untuk
bisa mendidik karkter, tiap orang haru didik dirinya terlebih dahulu. Tidak
serakah misalnya.
Karakter hanya bisa
dididik, ditingkatkan dan disempurnakan terus menerus. Perilaku baik adalah
karakter. Karenanya tidak salah bila dikatakan ‘karakter sebagai fondasi’.
Tanpa dibina pun manusia yakin bisa memperoleh karakter.
II.
Implikasi
Menurut
saya, buku ini sangat bagus untuk dibacadalam rangka pembenahan diri mengenaik
karakter pribadi masing-masing, apalagi terkait keadaan Indonesia yang sedang
terpuruk. Terpuruk dengan pemimpin yang tidak lagi baik, yang dibutuhkan
Indonesia sekarang adalah pemimpin yang berkarakter. Jadi, dengan membaca buku
Character Building ini kita bisa perbaiki karakter kita kearah yang lebih baik.
Karena untuk menciptakan rakyat Indonesia yang berkarakter dimulai dari diri
kita sendiri.
Daftar
Pustaka
Sudewo,
Erie. ( 2011) . Character Building. Jakarta:
Gramedia.