|
Laporan
Tugas
Ujian
Akhir Semester (UAS)
Take Home Exam,
Filsafat
Pendidikan
|
Nama
|
:
|
Elmi Hanjar Bait
|
NIM
|
:
|
1305208
|
Kelas/Semester
|
:
|
II B/ 2
|
Dosen Pengampu
|
:
|
Yulianti Fitriani, M.Sn
|
Pertanyaan dan Hasil
Jawaban:
1. Jelaskan perbedaan antara landasan filsafat umum
terhadap filsafat pendidikan progesivisme, esensialisme, perenialisme,
konstruktivisme dan pancasila dalam bentuk tabel !
Jawab:
Perbedaan
Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
No.
|
Aliran
Filsafat Pendidikan
|
Kajian
Landasan Filsafat Umum
|
Epistemologi
|
Aksiologi
|
Ontologi
|
1.
|
Progesivisme
|
Pengetahuan adalah in-formasi, fakta,
hukum prinsip, proses, kebia-saan yang terakumulasi da-lam pribadi sebagai
hasil proses interaksi dan pengalaman.
Pengetahuan harus di sesuaikan dan
dimodi-fikasi dengan realitas baru di dalam lingku-ngan. Kebenaran ialah
kemampu-an suatu ide untuk meme cahkan masalah. Kebenaran adalah konsekuen
dari suatu ide, realita pengetahuan,dan daya guna di dalam hidup.
|
Nilai timbul karena manu-sia mempunyai
bahasa, dengan demi-kian timbul pergaulan. Masyarakat menjadi wadah timbulnya
nilai-nilai.
Bahasa adalah sarana ekspresi yang berasal
dari dorongan, kehen-dak, perasaan dan
kecerdasan individu.
Nilai itu benar atau salah, baik atau
buruk dapat dikatakan ada, bila menunjukkan ke-cocokan de-ngan hasil
pengujian yang diala-mi manusia dalam pergaulan manusia.
|
Kenyataan alam sem-esta adalah kenyataan
dalam kehidupan ma-nusia. Pengalaman adalah kunci penger tian manusia atas
segala sesuatu, peng alaman manusia ten tang penderitaan, ke sedihan, kegembiraan, keindahan dan lain-lain
adalah realita hidup manusia sam-pai mati
|
2.
|
Esensialisme
|
Pribadi manusia adalah refleksi Tuhan.
Manu-sia yang mampu me-nyadari realitas sebagai makro kosmos dan mikro kosmos
akan mengetahui pa da tingkat apa rasio yang dimiliki dan mampu me-mikirkan
alam se-mesta ini.
Dengan kualitas rasio yg dimiliki ini
manusia memproduksi penge-tahuan secara tepat da-lam ilmu alam, biologi,
sosial dan agama.
|
Nilai-nilai berasal hukum etika (hukum
kosmos) yang bersifat objektif. Menurut ide-alisme, sikap, tingkah laku dan
ekspresi pe-rasaan mempunyai hubungan dengan kua-litas baik dan buruk.
|
Dunia ini merupakan tata-nan yang tiada
cela demi-kian pula isinya. Sifat, kehen-dak dan cita-cita ma-nusia harus
disesuai-kan dengan tatanan alam semesta. Manu-sia hidup bahagia du-nia dan akhirat. Esse-nsialisme
didukung oleh aliran realisme dan idealisme
|
3.
|
Perenialisme
|
Segala sesuatu yang dapat diketahui dan
merupakan kenyataan bersandar pada keper-cayaan. Kebenaran adalah sesuatu
yang menunjukkan kesesu-aian antara berpikir dengan benda-benda. Pengetahuan
itu penti-ng karena hasil dari pengolahan akal manu-sia. Kebenaran hakiki yang
tertinggi dapat diperoleh dengan me-tode deduksi
|
Nilai-nilai berdasarkan azas supranatural
yang abadi dan universal. Manusia sebagai sub-jek telah memiliki potensi untuk
menjadi baik sesuai de ngan kodratnya, tetapi ada kecendrungan dan do-rongan
untuk berbuat tidak baik.
Kebaikan tetinggi ada-lah mendekatkan diri
pada Tuhan sesudah itu baru kehidupan pikir rasional.
|
Benda individual ada-lah benda sebagaima-na
nampak di hadap-an manusia ditangkap oleh panca indera sebagai substansi.
Segala sesuatu (benda dan manusia) ada
Segala sesuatu itu me-mpunyai unsur poten-sialitas yang dapat menjadi
aktualitas.
Manusia adalah po-tensialitas yang seda-ng
berubah menjadi aktualitas.
|
4.
|
Konstrukti-visme
|
Pengetahuan bukanlah suatu potret kenyataan yang ada,
melainkan adalah hasil konstruksi atau bentukan kenya-taan me-lalui kegiatan
subjek.
Pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kog-nitif
tentang melalui kegiatan seseorang.
|
Sumber pengetahuan berasal dari dunia luar tetapi
dikontruksikan dari dalam diri manusia.
|
Manusia tidak pernah dapat mengerti rea-litas yang sesungguh nya secara
ontologis. Yang dapat di men-gerti hanyalah struktur konstruksisuatu objek.
|
5.
|
Pancasila
|
Pengetahuan bersum-ber dari sumber per-tama yaitu tuhan yme. Manusia dapat mem-peroleh pengetahuan melalui keimananan/kepercayaan,
berpikir, pengalaman em-piris, penghayatan dan intuisi. Pengetahuan ber-sifat
mutlak dan bersifat relatif.
|
Sumber pertama se-gala nilai hakikat-nya adalah Tuhan YME.
Karena manusia adalah makhluk Tu-han, juga adalah pribadi dan sekaligus
insan sosial, maka hakikat nilai diturun kan dari Tuhan yme, masyarakat dan
individu.
|
Alam semesta tidak ada dengan sendiri nya, melainkan
seba-gai ciptaan Tuhan YME. Tuhan adalah sumber dari segala sumber dan
merupak sumber paling per-tama.
|
|
2. Sebutkan beserta contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari mengenai enam prinsip pendidikan atau belajar menurut paham
progresivisme !
Jawab:
Prinsip
Pendidikan/Belajar Progresivisme
No.
|
Prinsip-Prinsip
|
Contoh Nyata
|
1.
|
Pendidikan adalah
hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup.
|
Kehidupan yang baik
adalah kehidupan intelegen, yaitu kehidupan yang mencakup interpretsi dan
rekontruksi pengalaman. Anak akan memasuki situasi belajar yang disesuaikan
usianya dan berorientasi pada pengalaman.
|
2.
|
Pendidikan harus
berhubungan secara langsung dengan minat anak
dan mi-nat individu, yang dijadikan sebagai dasar motivasi belajar.
|
Secara kodrati anak
suka belajar apa saja yang ber-hubungan
dengan minatnya, atau untuk memecahkan masalahnya. Begitu pula pada
dasarnya anak akan menolak apa yang dipaksakan kepadanya. Anak akan belajar
dan mau belajar karena merasa`perlu, tidak kkarena terpaksa oleh orang lain.
|
3.
|
Belajar melalui
pemecahan masalah akan menjadi presenden terhadap pemberian subjeck matter.
|
Belajar harus dapat
memecahkan masalah yang penting dan
bermanfaat bagi kehidupan anak. Dalam memecah-kan masalah, anak dibawa
berpikir melewati beberapa tahapan, yang disebut metode berpikir ilmiah
|
4.
|
Peran guru tidak
langsung, melainkan memberi petunjuk kepada siswa.
|
Kebutuhan dan minat
siswa akan menentukan apa yang mereka pelajari. Anak harus diizinkan untuk
merenca-nakan perkembangan diri mereka sendiri, dan guru harus membimbing
kegiatan belajar.
|
5.
|
Sekolah harus
memberi semangat bekerja sama, bukan mengembangkan persaingan.
|
Manusia pada
dasarnya sosial, dan keputusan yang paling besar pada manusia karena ia
berkomunikasi dengan yang lain. Persaingan tidak ditolak, namun persaingan
tersebut harus mampu mendorong pertumbuhan pribadi.
|
6.
|
Kehidupan yang
demokratis merupa-kan kondisi yang diperlukan bagi per-tumbuhan.
|
Digunakannya
metode-metode mengajar yang demo-kratis didalam kelas seperti diskusi bebas
tentang suatu masalah, partisipasi penuh dalam semua pengalaman pendidikan.
|
|
3. Berikanlah komentar mengenai kasus dilema moral
berikut:
Di persimpangan Jalan Raya Ciracas Batok Bali Kota
Serang-Banten baru-baru ini dipaang trafic
light yang berfungsi sebagai pengatur lalu-lintas agar teratur. Namun
setelah hampir setengah tahun berjalan, palang lampu berwarna itu mulai
menampakkan kegagalannya dalam mengatur lalu-lintas. Hal ini terjadi akibat
banyak sekali persoalan yang dapat dikaji secara rinci dari berbagai pihak,
baik itu masyarakat pengguna, polisi maupun pihak berwajib lainnya. Salah
satunya adalah permasalahan moral. Permasalahan moral terjadi karena ada
tabrakan-tabrakan nilai-nilai moral yang menyebabkan manusia harus memilih dan
menentukan sikap. Jika kita sedikit mengkaji maka diperoleh tiga hal pokok yang
mempengaruhi permasalahan moral. Yang pertama, adanya pluralisme sumber-sumber
moral. Yang kedua adanya relativisme nilai kebenaran. Dan yang ketiga, adanya
kebutuhan manusia yang dalam arti tertentu memaksa manusia meninggalkan
prinsip-prinsip moralnya.
Jawab:
Tanggapan saya mengenai kasus dilema
moral tersebut, menurut saya dari ketiga hal pokok yang mempengaruhi adanya
permasalah moral, dapat kita analisa sebagai berikut:
1.
Hal yang pertama, adanya sumber-sumber moral.
Setidaknya ada tiga sumber moral yang mungkin bisa bertabrakan, yaitu Agama,
Masyarakat dan Negara. Dari ketiga sumber tersebut, kita melihat terdapat
keterhubungan antara sumber yang satu dengan yang lainnya. Namun, disamping itu
pula ternyata memiliki penolakan satu sama lain. Contoh perihal seperti ini,
nilai yang berkembang pertama kali sebagai nilai dari salah satu sumber maka
akan sulit dihapuskan/digantikan jika ternyata akhirnya nilai tersebut bertentangan
dengan sumber moral yang lain. Hal ini terjadi karena tidak adanya ketegasan
atau prioritas manusia terhadap macam-macam sumber tersebut. Jadi, hal yang
wajar jika ketiga sumber moral tersebut memungkinkan bertabrakan satu sama
lain.
2.
Hal yang kedua, adanya relativisme nilai
kebenaran. Nilai yang berkembang pada masyarakat yang mengacu pada
sumber-sumber moral tadi, disaat yang sama dengan berkembangnya pola pikir
masyarakat dalam perkembangan jamannya menghantarkan akan kerelatifan sebuah
nilai kebenaran pada nilai-nilai yang telah ada dan berkembang. Pada dasarnya,
pola pikir relatif tersebut timbul akan adanya desakan dari diri manusia dalam
perkembangan masa dan hidupnya dalam upaya optimalisasi keutuhan manusia itu
sendiri yang pada akhirnya sering timpang tindih atau menganggap nilai yang
telah ada bukan merupakan apa adanya.
3.
Yang terakhir, adanya kebutuhan manusia dalam
arti tertentu. Sepertihalnya yang telah disampaikan pada poin kedua tadi, dalam
upaya pencapaian tertinggi dari kehidupan manusia maka akan timbul upaya dobrak
paksa, tinggalkan aturan-aturan/nilai-nilai yang telah ada karena dianggap
sudah tidak sesuai lagi dengan kehidupan manusia dimasa sekarang.
Kesimpulannya, secara umum
permasalahan moral terjadi karena manusia nya itu sendiri yang masa-kemasa
kehidupannya mengalami perubahan hidup baik pola pikir dan hal lainnya dan pada
akhirnya mengalami perubahan tujuan atau perbedaan tujuan dari manusia
sebelumnya sehingga akan perubahan yang ada baik secara masa yang semakin
tinggi tingkat kehidupannya menuntut manusia berevolusi sehingga terkadang hal
baik dimasa lalu terhapus dan hal yang buruk dimasa lalu terterapkan dimasa
kini.
Adapun
dalam kasus dilema moral simpang ciracas, jika kita pahami pengaruh utama
terjadinya masalah moral adalah oleh poin tiga, yaitu adanya dorongan kebutuhan
manusia dalam arti memaksa manusia meninggalkan prinsip nilai yang telah ada.
Dalam kasus ini, masyarakat dengan pola pikirnya yang malas menunggu menuntut
manusia itu sendiri membutuhkan kecepatan dalam perjalanan sehingga akhirnya
meskipun telah dipasang lampu merah, pengguna jalan tetap menerobos agar
berjalan lebih dulu, akhirnya mereka sudah tidak lagi memikirkan nilai-nilai
tata krama yang baik dimana masyarakat pengguna sudah tidak lagi menerapkan budaya
mengantri, dalam hal ini tentu budayamengantri yang baik. Pengguna masyarakat
hanya akan tertib mengantri jika saja diawasi oleh pihak berwajib dalam hal ini
polisi, pengguna disini hanya menerapkan nilai yang terpaksa karena jika tidak
terterapkan maka ia akan dikenai sanksi hukum. Adapun pihak berwajib terkadang
lalai menjalankan tugas, memang dalam hal ini kesadaran tertib harus ada
dipengguna seharusnya. Namun jika terjadi masalah seperti ini, tentu pihak
berwajiblah yang menangani masalah tersebut. Menurut saya sangat kompleks
masalah tersebut jika kita kaji secara mendalam, namun yang terpenting dalam
upaya minimalisir masyarakat tersebut kita harus mampu mengendalikan perubahan
pola masyarakat dimana masyarakat harus berkembang secara positif.
4. Buatlah tabel perbedaan penjelasan tujuan
pendidikan dari masing-masing aliran filsafat pendidikan !
Jawab:
Tabel
Perbedaan Tujuan Pedidikan Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
No.
|
Aliran Filsafat
|
Tujuan pendidikan
|
1.
|
Idealisme
|
Pendidikan
bertujuan sebagai pencapaian manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki
taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal.
|
2.
|
Realisme
|
Pendidikan menurut
realisme bertujuan agar sisva dapar bertahan hidup (survive) baik dalam
lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya
|
3.
|
Pragmatisme
|
Pendidikan harus
mengajarkan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada di
masyarakat.
|
4.
|
Skolatisme
|
Pendidikan
hendaknya tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya saja
melainkan untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.
|
5.
|
Eksistensialisme
|
Pendidikan
bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman hidup yang luas sehingga dengan
kebebasanya ia mampu mewujudkan dirinya sebagai manusia.
|
6.
|
Progesivisme
|
Pendidikan
bertujuan agar anak mampu memecahkan masalah baru dalam hidupnya dan mampu
berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan.
|
7.
|
Esensialisme
|
Pendidikan
bertujuan mentransmisikan kebudayaan untuk menjamin solidaritas sosial dan
kesejahteraan umum (E.J Power, 1982). Pendidikan harus berpijak pada
nilai-nilai universal yang telah teruji.
|
8.
|
Perenialisme
|
Dalam dunia yang
tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang
lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam
perilaku pendidik.
|
9.
|
Konstruktivisme
|
Pendidikan
konstruktivisme lebih menekankan pada perkembangan konsep dan pengertian yang
mendalam sebagai hasil konstruksi aktif si pelajar.
|
10.
|
Pancasila
|
Pancasila bertujuan, untuk mengembangkan segala
potensi anak didiknya denagn menggunakan metode pendidikan multi metode dan
memperhatikan prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA).
|
|
5. Sebutkan nama-nama tokoh filsafat yang menjadi
pionir dari masing-masing aliran filsafat pendidikan !
Jawab:
Tabel Perbedaan Tujuan Pedidikan
Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
|
No.
|
Aliran Filsafat
|
Tokoh-tokoh
|
1.
|
Idealisme
|
Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali.
|
2.
|
Realisme
|
Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.
|
3.
|
Pragmatisme
|
Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.
|
4.
|
Skolatisme
|
Demokritos, Ludwig Feurbach.
|
5.
|
Eksistensialisme
|
|
6.
|
Progesivisme
|
George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.
|
7.
|
Esensialisme
|
William C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
|
8.
|
Perenialisme
|
Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
|
9.
|
|
Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.
|
10.
|
Pancasila
|
Muh. Yamin, Soediman K., Dijrjoko, Notonegoro, Roeslan Abdulghani.
|
6. Berdasarkan isi UUSPN Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional diperoleh kesimpulan bahwa Pancasila sebagai
landasan pendidikan nasional merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia yang
hakikatnya mengkaji nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan tolak ukur praktek
maupun studi pendidikan. Oleh sebab itu, bagaimana pandangan Anda terhadap
Pancasila sebagai filosofis ?
Jawab:
Pancasila sebagai filosofis bangsa,
berarti Pancasila memiliki kedudukan sebagai pandangan hidup atau sebagai
pegangan hidup, pedoman hidup dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan
penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat bangsa
Indonesia, terutama dalam aspek Pendidikan. Dengan demikian, semua sikap dan
perilaku setiap manusia haruslah dijiwai, dan merupakan pancaran pengalaman
sila-sila Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup yaitu, semua sila
Pancasila adalah pencerminan dari sikap dan cara pandang bangsa Indonesia
terhadap keagamaan, sesama manusia, bangsa dan negaranya, pemerintah yang
demokrasi, dan kepentingan bersama.
Maka
dengan berpegang pada pancasila, diharapkan pendidikan di Indonesia menjadi
cerminan dan mampu menjembatani bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita
bangsa Indonesia.
7. Dalam memilih aliran filsafat yang dipandang
paling tepat, para pemikir pendidikan maupun pelaksana pendidikan harus tetap
memilih dan meyakini mana yang paling baik, sesuai dengan visi dan misi
pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya. Jika anda sebagai penyelenggara
ataupun praktisi pendidikan, sikap seperti apa yang akan Anda ambil dalam
menentukan dan menggunakan aliran filsafat yang telah ada tersebut ? Berikan
penjelasan secara deskriptif alasan-alasan yang melatarbelakangi keputusan Anda
tersebut !
Dari
beberapa cabang filsafat pendidikan yang telah dipelajari, menurut saya
filsafat pendidikan nasional: Pancasila lah yang paling tepat diterapkan dalam
pendidikan, khususnya Pendidikan Indonesia. Filsafat Pancasila sangat
memungkinkan dalam mengatur dan menentukan praktek dan teori mendidik untuk
merealisasikan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Karena pada dasarnya bangsa
Indonesia memang menganut ideologi pancasila. Namun dalam prakteknya kita
selaku pengajar perlu mengadaptasi beberapa konsep yang ada pada aliran
filsafat lainnya, agar memungkinkan terjadinya perubahan positif yang
signifikan pada anak.
Pengambilan
tindakan mengenai mekanisme pendidikan yang saya ambil tentu adalah tindakan
yang mengarah pada filsafat Pancasila. Hal yang mendasar saya lakukan adalah
sama seperti halnya awal pemerintahan orde baru, yaitu revitalisasi Pancasila
yang dalam hal ini melaksanakan Pancasila beserta Undang-Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen dengan sebenar-benarnya. Karena jika kita lihat Indonesia
kini ialah bangsa yang mulai kehilangan identitas dirinya, hal tersebut terjadi
karena berhentinya estapet regenerasi bangsa yang menjujung nilai-nilai
Pancasila itu sendiri. Maka sangat perlu rasanya jika kita menggalakkan kembali
progam-progam penanaman nilai pancasila atau seperti halnya pada orde lama ada
yaitu progam P4 atau kita dapat membuat progam baru lainnya. Adapun berkaitan
dengan pendidikan, diharapkan pendidikan mampu menjadi pelopor pelaksanaan
tindakan demi tindakan yang saya akan lakukan.
-SELESAI-