Beberapa bulan terakhir bangsa Indonesia sedang berpesta demokrasi, yang kedepan bakal ditutup pada awal bulan depan. Tepatnya pada 9 Juli nanti. Indonesia kini sedang berpanen ria dalam semarak Pemilu, hal yang sama juga dilakukan oleh awak media yang sedang panen pemberitaan seputar Pemilu 2014.
Hari-hari kini kedepan hingga klimaksnya tiba, media sedang gencar menyampaikan berita-berita mengenai Capres Cawapres yang bertarung pada Pemilu kali ini, baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK. Media gali-menggali berita-berita fakta-fakta maupun opini-opini mengenai figur calon Capres Cawapres yang sedang bertarung.
Tapi sungguh disayangkan media sepertinya berjalan ditengah kegelapan, yang hanya mampu melihat keadaan yang gelap pada saat menyampaikan pemberitaan-pemberitaannya. Media carut marut menyambaikan pemberitaan seputar kelemahan-kelemahan para Capres Cawapres, media seperti memicu masyarakat untuk saling bertarung mendukung Capres Cawapres andalannya, tak ayal perdebadan-perdebadan kusir, saling menjatuhkan antar figur-figur Capres Cawapres sering kita lihat dimana-mana.
Masyarakat yang kekanak-kanakan dalam menyikapi persaingan pasangan calon pemimpin yang mereka dukung ditambah asupan media yang tak berimbang dalam menyampaikan pemberitaannya, tentu semakin membuat bangsa dihadapkan pada situasi yang tidak sehat, tidak segar dan tidak layak kita perlihatkan. Arti pesta demokrasi justru dipakai untuk saling menghujat, saling membuka aib satu sama lain. Perihal ini tentu persoalan bangsa yang perlu kita perbaiki, situasi nasional yang memanas melebihi musibah kebakaran ini tentu harus mendapat perhatian kita agar kita bisa introspeksi diri kaitannya dalam persoalan seperti ini.
Jelas lagi-lagi, rendahnya attituade bangsa, nilai moral yang kurang menjadi dalang semua permasalahan seperti ini. Bangsa ini haruslah lebih diperhatikan lagi soal budaya bangsanya, moral bangsanya, perilaku bangsanya. Saya yakin Indonesia adalah negara yang cerdas yang mampu menanggapi persoalan situasi dengan dewasa dan bijak. Mari kita ubah bangsa ini lebih baik.
Kelak siapa pemimpinnya tujuan kita tetap 1, langkah kita tetap satu yaitu sesuai tertuang dalam Preambule Undang-Undang Dasar Negara Kita. Indonesia Harus Bisa Lebih Baik (ehb).